Sekitar tahun 1910 Pemerintahan Belanda menghapus semua hak-hak apanage, baik yang ada di wilayah Kerajaan Gowa maupun wilayah yang masuk kekuasaan Belanda. Banyak anak Raja yang mencoba mempertahankan hak apanage seperti sawah atau kebun dengan menuntut di pengadilan Swapraja, namun Belanda tidak mudah menerima tuntutannya itu.
Pada masa pemerintahan Raja Gowa Sultan I Kumala Karaeng Lembang Parang (Raja Gowa XXXII), I Mallingkaang Daeng Nyonri Karaeng Katangka (Raja Gowa III), dan I Makkulau Daeng Serang KARAeng Lembang Parang (Raja Gowa XXXIV) yang sebenarnya menjalankan pemerintahan di Gowa secara aktif (kecuali semasa hidupnya Pabbicara Butta, Mahmud Karaeng Borowanging). Dialah sebagai Tumailalang Towa dan bertindak selaku hakim, mengadili perkara kejahatan dan perdata kadang-kadang sendrian, akan tetapi biasanya didampingi oleh beberapa pembesar kerajaan seperti Anrong Guru Lompona Tukajannangngang, dan dua orang anggota Bate Salapanga yakni Gallarrang Mangasa dan Tombolo.
Adapun Lembaga Bate Salapang sejak dahulu kala hingga tahun 1905 telah banyak kali mengalami perubahan atau pergantin. Sewaktu Raja Gowa XI Karaeng Tunibatta tewas dalam peperangang di Bone di tahun 1565. Dari peristiwa itu, ada beberapa anggota Bate Salapanga dipecat dari jabatannya karena kelalaiannya atau keteledorannya hingga membuat Karaeng tewas dalam peperangang saat melawan Bone. Gallarrang yang dipecat itu adalah Gallarrang Pampang, Gallarrang Batua, dan Gallarrang Tamarunang. Mereka masing-masing digantikan oleh Gallarrang Sudiang, Karaeng Manuju dan Karaeng Borisallo selaku anggota Bate Salapanga.
Disamping itu, anggota Bate Salapanga membagi Gowa dalam tiga kelompong:
1. Gowa Ilau (Gowa Barat) terdiri dari Gallarrang Tombolo, Gallarrang Mangasa dan Gallarrang Saumata.
2. Gowa Tangnga (Gowa Tengah) terdiri dari Karaeng Pattallassang, Karaeng Paccellekang dan Gallarrang Bontomanai
3. Gowa Iraya (Gowa Timur) terdiri dari Karaeng Manuju, Karaeng Borisallo, dan Karaeng Sudiang.
Pada tahun 1894 sewaktu Sultan I Mallingkaang Daeng Nyonri menjadi Raja Gowa, perjanjian antara Belanada dengan Raja Gowa turut juga ditandatangani oleh Bate Salapang yang terdiri dari:
1. Karaeng Gantarang (Parigi)
2. Gallarrang Mangasa
3. Gallarrang Tombolo
4. Gallarrang Saumata
5. Gallarrang Bontomanai
6. Gallarrang Camba
7. Gallarrang Sudiang
8. Gallarrang Paccellekang
9. Gallarrang Pattallassang
Kemudian sekitar tahun 1900, Bate Salapanga terdiri dari:
1. Gallarrang Mangasa
2. Gallarrang Tombolo
3. Gallarrang Saumata
4. Gallarrang Sudiang
5. Gallarrang Paccellekang
6. Karaeng Pattallassang
7. Karaeng Bontomanai
8. Kareang Manuju dan
9. Karaeng Borongloe
Dari fakta sejarah itulah menunjukkan bahwa Negeri Pattallassang dan Paccellekang bergabung dengan Bate Salapanga sejak Raja Gowa IV Tunatangkalopi (1445-1460). Sedangkan negeri tetangganya, yakni Borisallo dan Manuju menjadi anggota Bate Salapanga sejak tahun 1565 menggantikan Gallarrang Batua, Tamamaung dan Pampang karena kelalaiannya sehingga Karaeng Tunibatta (Raja Gowa XI) tewas dalam peperangan. Kemudian pada tahun 1900, para pemimpin Bate Salapanga ini, ada yang bergelar Gallarrang ada pula bergelar Karaeng.